Buka dan jalankan program ulead video studio yang sudah diinstal (Video Studio Editor) !!
disini kita akan mencoba membuat video sederhana dengan menggunakan foto !!!
klik kanan padaa time line pilih insert image, cari lokasi atau pilih foto yang akan kita jadikan objek .
ikuti langkah-langkah dan contoh seperti dibawah ini ::
pilih gambar yang akan dijadikan objek klik open !!!
maka tampilannya kan terlihat seperti dibawah inii ::
untuk memasukan gambar beberapa banyaknya sesuai selera anda caranya sama seperti diatas !!!
kemudian anda dapat juga menambahkan teks pada video carany lihat contoh seperti dibawah ini ::
klik pada icon teks yang telah kita pilih kemudian drag kearah time line yang ada lambang T ::
lihat contoh !!!
maka hasilnya akan menjadi seperti ini ::
kemudian kitaa dapat juga menambahkan suara atau lagu pada video sederhana yang telah kita buat ::
klik icon music track atau voice track klik kanan pada line :: caranya sama seperti menyisipkan foto !!!
lihat contoh ::
klik kanan pada line—pilih insert audio—pilih to music track
pilih lokasi file—klik open ::
tampilannya akan seperti inii ::
jika anda ingin memperpanjang durasi pada gambar anda bisa mengaturnya di duration lihat disamping preview window ::
prinsip dasarnya adalah seperti ini untuk kemudian lakukan saja secara berulang-ulang sesuai keinginan anda !!!
KETERANGAN ::
- Ada beberapa bagian utama di bagian atas layar yaitu Capture, Edit, Effect, Overlay, Title, Audio dan Share.
- Pilih Yang Edit. - Pada bagian Edit anda dapat melihat ada 3 bagian utama yaitu:
1. Storyboard View
Untuk melihat semua daftar photo/gambar yang anda masukan ke dalam program ini secara Thumbnail (kelihatan besar besar). Pencet tombol ENLARGE untuk lebih memperbesar.
2. Time Line View
Bagian ini terdapat beberapa bagian yaitu :
a. Video Track (tempat memasukan photo/gambar utama)
b. Overlay Track (tempat memasukan gambar untuk digabungkan dalam 1 layar)
c. Title Track (tempat memasukan tulisan)
d. Voice Track (tempat memasukan suara berupa rekaman langsung)
e. Music Track (tempat memasukan suara berupa file musik dan sebagainya)
3. Audio View
Untuk merubah file suara
- - Untuk tutorial ini silahkan pilih yang nomor 2 atau Time Line View.
- Masukan semua file dengan cara klick kanan pada Track Track yang tadi saya sebutkan.
- Untuk lebih jelasnya ikuti langkah langkah berikut ini:
- Masukan semua file photo/gambar yang ingin dibuat Slideshownya dengan cara klick kanan pada bagian track video. Lalu pilih INSERT IMAGE.
- Masukan lagu yang anda inginkan ke dalam VOICE TRACK jika ingin merekam secara langsung atau masukan lagu ke dalam MUSIC TRACK jika ingin mengambilnya dari dalam komputer anda.
- Pilih Menu Effect untuk menambahkan effect tertentu.
- Pilih salah satu dari Transisi atau animasi perpindahan gambar dari gambar satu ke yang lainnya. Lalu drag kearah photo/gambar anda.
- Untuk menghapus transisi tadi tinggal dihapus dari Video Track (warnanya kuning).
- Untuk menambah Effect pada photo/gambar pilih Video Filter pada menu Effect tadi. Lalu pilih Effect video yang disediakan beserta variasinya kemudian Tibankan atau Drag ke arah photo/gambar yang anda inginkan.
- Jika ingin menghapus Effect tersebut dari photo/gambar tekanlah tombol ”X” atau Delete yang ada pada bagian Attributte.
- Langkah selanjutnya adalah membuat tulisan. Pilih Menu Title untuk menambahkan Tulisan tertentu pada photo/gambar anda.
- Pilih salah satu bentuk tulisan yang disediakan kemudian Tibankan atau Drag ke photo/gambar anda.
- Gantilah tulisan asli dari tulisan yang ditibankan ke photo/gambar tadi menjadi tulisan yang anda inginkan.
- Jika ingin menghapus tulisan tersebut dari photo/gambar anda bisa langsung membuangnya dari Title Track.
- Setelah Slideshow selesai dibuat pilihlah menu SHARE.
- disini ada beberapa pilihan untuk tahap penyelesaian yaitu:
1. Create Video File
(untuk menyimpan Slideshow tersebut ke dalam komputer beserta suaranya)
2. Create Sound File
(untuk menyimpan ke dalam komputer hanya musiknya saja)
3. Create Disc
(untuk menyimpan hasil Slideshow ke dalam CD)
4. Export To Mobile Device
(untuk memasukan Slideshow tersebut ke dalam Handphone)
5. Project Playback
(untuk menjalankan hasil Slideshow yang sudah anda buat)
6. DV Recording
(untuk merekam Slideshow anda ke DV)
7. Share Video Online
(untuk menyebarkan Slideshow anda ke Internet)
Copyright by Septian 2010
Tulisan ini adalah document lama yang dibuat sebelum tahun 2000
Pada awal tahun 1993, Satelindo adalah perusahaan swasta yang pertama terjun pada bisnis layanan satelit dengan meluncurkan Satelit Palapa C1. Satelit Palapa C1 dan lalu C2 bakal berumur hingga 14 tahun. Satelit-satelit ini telah digunakan secara luas oleh beberapa negara di ASEAN. Indonesia antara lain menggunakannya untuk layanan komunikasi yang dikelola oleh Telkom dan Indosat, juga untuk layanan siaran televisi 5 TV swasta dan TVRI. Bahkan digunakan untuk 5 channel siaran langsung TV Satelit Indovision (Direct Broadcasting Satelite) yang kini sudah berkualitas digital (19 channel). Bahkan tengah November lalu, PT. Media Citra Indostar telah meluncurkan satelit Cakrawarta-1 untuk menggantikan kerja Satelit Palapa C2 dalam mengudarakan siaran Indovision. Dengan satelit ini Indovision kelak akan menyelenggarakan layanan yang bisa disebut layanan interaktif, karena akan tersedia antara lain layanan teleconference, Video on Demand (VoD), home shopping, home banking dan komunikasi data (internet). Ada dua perusahaan multimedia baru lainnya yang segera akan beroperasi dengan jaringan kabel serat optik, yaitu PT Indonusa Telemedia dan Multimedia Nusantara. Perusahaan-perusahaan multimedia lainnya adalah: PT Multi Media Asia Indonesia, PT Yasawirya Tama Cipta. Sehingga Indonesia boleh disebut sekarang telah memasuki era industri multimedia
Meski layanan multimedia sudah dioperasikan di Indonesia, namun terminologi mengenai multimedia sendiri belum lagi akrab dengan masyarakat Indonesia. Multimedia lebih akrab dipahami sebagai satu pencapaian teknologi pada personal computer (PC). Jika sebuah PC disebut multimedia, maka PC tersebut memiliki kemampuan menampilkan gambar bergerak dan suara, misalnya dari Video Compact Disc, Audio Compact Disc, serta dapat berkomunikasi antar komputer atau jaringan komputer melalui modem.
Padahal multimedia memiliki arti yang lebih luas. Multimedia merupakan keterpaduan teknologi informasi (misalnya komputer) dengan teknologi komunikasi (misalnya jaringan kabel coaxial atau satelit). Kalau dipisahkan berdasarkan etimologi kata multimedia terdiri dari multi dan media. Multi berarti beragam, sedangkan Media berarti sarana penyampaian informasi.
Sedangkan menurut Wahyu Wijayadi dalam sebuah makalah sebuah seminar yang diselenggarakan Indosat yang berjudul ''Perkembangan Teknologi Multimedia dan Implementasinya'', multimedia terdiri dari (1) unsur suara, (2) unsur gambar atau video, (3) unsur teks/data, (4). terpadu dalam satu media penyampaian, (5). Interaktif/bukan informasi satu arah. Sedangkan jenis jasa multimedia terdiri dari dua, yaitu berdiri sendiri (stand alone/off line), dan terhubung dengan jaringan telekomunikasi (network-online).
Banyak perkembangan-perkembangan baru setelah diluncurkannya Satelit Palapa C1 & C2 beberapa tahun yang lalu. Seperti misalnya ditaburkannya satelit komunikasi di atas langit Indonesia oleh perusahaan-perusahaan asing di mana banyak pengusaha Indonesia terlibat dalam kepemilikan saham di dalamnya, di antaranya adalah PT. Bakri Communication Corporation pada Irridium Project, sebuah proyek telepon satelit dunia untuk memecahkan masalah blank spot pada telepon selular biasa, AMPS atau GSM. Indosat pun masuk menjadi salah satu pemodal pada konsorsium ICO Global Communication (ICO-GC), sebuah telepon satelit setelah Irridium.
Sementara di belahan lain dari bumi ini, Microsoft dengan beberapa perusahaan juga telah merambah pada industri satelit layanan komunikasi yang lain, seperti internet, video conference atau video on demand. Proyeknya yang terkenal sekarang ini adalah CyberStar atau "Internet di Angkasa" yang mungkin akan menyediakan layanannya di Indonesia.
Selain bisnis ternyata politik pun ikut mengembangkan multimedia di Indonesia. Sejak Pemilu beberapa bulan lalu PT. Telkom berharap tidak ada satu kecamatan pun di Indonesia yang tidak bisa dihubungi lewat sambungan telepon dengan teknologi satelit VSAT (very small aperture terminal). Sayangnya fasilitas yang sudah dimiliki ini tidak berfungsi pada saat kebakaran hutan dan bencana kelaparan di Indonesia. Entah kenapa....
SUMBER INFORMASI YANG TERSEDIA
Untuk mengantipasi datangnya era ini, saya sajikan homepage ini, berisi kumpulan informasi mengenai perkembangan multimedia di Indonesia dan di dunia secara umum Homepage ini bisa disebut satu-satunya yang secara khusus berbicara mengenai multimedia. Di dalam homepage ini tersedia banyak link ke situs-situs yang berkaitan dengan multimedia, sehingga bisa diandalkan bagi yang ingin melihat perkembangan multimedia dari waktu ke waktu.
Tulisan atau artikel mengenai multimedia harus diakui sangat jarang, bahkan pada suratkabar besar seperti Kompas, Suara Pembaruan dan Republika. Bahkan kita belum punya majalah atau terbitan berkala yang khusus menyajikan perkembangan industri multimedia di Indonesia, seperti yang terbit di negara-negara lain. Meski demikian berita mengenai kegiatan bisnis multimedia kerap muncul. Ini menggambarkan maraknya perkembangan bisnis multimedia di Indonesia. Rupanya secara intelektual bidang ini kurang dilirik oleh para akademisi. Atau sebaliknya berarti para akademisinya sudah terjun langsung menjadi praktisi multimedia di perusahaan-perusahaan multimedia dan tidak sempat untuk membagi pengetahuan ini ke publik. Padahal Membagi informasi perkembangan multimedia kepada publik akan menstimulasi pengembangan industri multimedia.
ANDIL PENGUSAHA
Jika apa yang sudah dilakukan Peter Gontha selama ini, yaitu terjun mengembangkan multimedia di Indonesia, diikuti oleh banyak pengusaha lain tentu kita bisa berharap bahwa era informasi di Indonesia dapat lebih cepat menghampiri. Meski pemerintah Indonesia tidak seperti Pemerintah Malaysia yang telah mencanangkan program nasionalnya secara khusus, yaitu Multimedia Super Corridor, Indonesia cukuplah memiliki Peter Gontha, Abu Rizal Bakri, Youk Tansil dan bahkan Sudwikatmono (tanpa mengurangi respek saya kepada orang-orang yang giat mengembangkan multimedia di Indosat dan Telkom) sebagai pelopor dan pejuang pengembangan multimedia di Indonesia. Sehingga kita bisa optimis bahwa masa depan Indonesia akan lebih baik dari sekarang. Karena saat itu semua orang dapat meraih salah satu sisi baik multimedia yaitu memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk mencerdaskan dirinya melalui tersedianya akses-akses kepada informasi yang seluas langit sebagai salah satu tempat di mana infrastruktur multimedia ditempatkan.
Memang, saya harus katakan bahwa seluruh layanan multimedia saat ini adalah bukan bisnis yang selalu menguntungkan. Contohnya adalah layanan televisi satelit Indovision sebagai salah satu layanan multimedia. Bisnis ini di Indonesia kurang menajamkan kekuatan marketingnya, sehingga layanan Indovision ini menjadi sangat ekslusif. Ada 1 juta antena parabola yang bertebaran di seluruh Indonesia yang diharapkan beralih ke Indovision pada saat peluncuran pertama Indovision. Sementara itu perilaku pemirsa pada saat itu belum mengenal kebiasaan membayar siaran TV dan acara-acara yang 100% asing (berbahasa Inggris). Indovision hingga sekarang masih membutuhkan upaya yang lebih keras untuk mendapatkan pelanggan sebanyak yang diharapkannya. Meski pertumbuhan pelanggan Indovision ini tergolong lambat, namun Indovision telah membuka jalan bagi perusahaan TV Bayar lain untuk terjun di industri ini. Sehingga perusahaan lain akan lebih mudah memasuki pasar yang telah terbentuk untuk menerima siaran TV bayar dan program asing, apa pun sistem dan teknologinya.
MULTIMEDIA DAN PERADABAN MANUSIA
Sepuluh tahun yang lalu kebutuhan pada alat telekomunikasi seperti telepon belum seperti sekarang, terutama di kota besar. Ketika jalan-jalan semakin macet dan waktu terasa semakin pendek, komunikasi melalui telepon menjadi kebutuhan yang tak terelakkan untuk tetap lancar dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Padahal sepuluh tahun yang lalu itu sedikit yang menyadari bahwa telepon adalah kebutuhan mutlak pada 10 tahun mendatang di kota-kota besar. Demikian juga keberadaan Personal Computer (PC) yang sekarang seperti peralatan audio system atau TV berwarna di rumah-rumah pada 10 tahun yang lalu. Atau sekarang kebutuhan akses ke internet bagi kantor-kantor dalam rangka agar tidak tercerabut dari trend dari bidang yang digelutinya serta untuk mendapatkan layanan e-mail yang mulai menggantikan fax machine. Perlahan tapi pasti layanan interractive data communication seperti Internet ini akan mengulang sejarah yang sama bagi telepon atau PC beberapa tahun lampau. Itu memang sudah nampak dari usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mengembangkan layanan ini. Contohnya adalah WEB TV yang sekarang sudah dipasarkan. WEB TV adalah layanan internet melalui pesawat TV bukan melalui PC. Dengan menambahkan beberapa peralatan tambahan, modem, remote control atau keyboard dan dihubungkan dengan telephone line atau antena microwave/satelit maka jadilah pesawat TV biasa sebagai layar monitor untuk menjelajahi jaringan informasi seluruh dunia internet. Bayangkan saat itu di mana ibu-ibu rumahtangga menjelajahi internet untuk berbelanja fashion, makanan, jasa perjalanan, bahkan ramalan cuaca dan lain-lain. Juga akan bertumbuhan usaha-usaha yang berbasis rumah yang sebagian dikelola oleh para ibu rumah tangga, seperti jasa layanan komputer, jual-beli barang, disain graphis, arsitektur, kesehatan, konsultasi, penitipan anak yang bisa dikontrol melalui jaringan multimedia dan lain-lain.
Perkembangan multimedia dalam beberapa tahun belakangan ini telah melahirkan suatu pertanyaan malu-malu, yaitu apakah yang terjadi dengan pembatasan terhadap akses informasi dan kebebasan berekspresi yang dulu diberlakukan? Harus diakkui, perlahan, kemilau dari kemajuan teknologi multimedia terutama dari 5 broadcast TV swasta telah mempurukkan pembatasan itu. Maka pertanyaan berikutnya adalah: kemanakah arah perkembangan multimedia 5 tahun mendatang? Atau: kemanakah arah peradaban manusia? Jawabannya mungkin akan bergantung pada kemana kita akan mengarahkannya.
SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI MULTIMEDIA
Perkembangan industri multimedia yang demikian cepat harus didukung oleh tersedianya sumber daya manusia Indonesia yang kompetitif, sehingga lahan yang empuk ini tidak diserbu oleh tenaga kerja asing yang sudah terlalu banyak merambah di Indonesia. Terjun di bidang teknologi multimedia merupakan profesi baru yang sedang dibutuhkan pada saat sekarang dan yang akan datang. Imajinasi yang kuat diperlukan di bidang ini untuk dapat membayangkan, melihat potensi, menciptakan apa yang tidak terbayangkan oleh kebanyakan orang saat ini.
Usaha pengembangan industri multimedia di Indonesia membutuhkan lebih banyak orang seperti itu untuk menyiapkan jalan menuju peradaban baru manusia di masa mendatang. Mereka bukan hanya para konglomerat yang mudah baginya untuk terjun ke dalam industri apa pun. Namun tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang handal, apa lah artinya